WISATA PULAU TIDUNG

Senin, 14 Maret 2011

IMBAS BADAI TSUNAMI DI JEPANG

Badai Tsunami di Jepang, berdampak kepada penurunan wisatawan ke Pulau Tidung,akibat pemberitaan yang terlalu di besar-besarkan.Mengingat jarak Jepang dengan Pulau tidung cukup jauh,ombak hempasan gempapun harus melalului kepulauan indonesia timur terlebih dahulu.Kemungkinan sampai ke Pulau Tidung sangat kecil.Akibatnya banyak wisatawan di pekan pertama ini yang membatalkan rencana perjalanannya ke pulau tidung.Kedatangan wisatawan yang awalnya di perkirakan hingga 2000 wisatawan,kini tidak sampai hitungan 1000 wisatawan. Menurut warga yang bekerja sebagai tukang masak,''sayuran dan buah yang biasanya mereka persiapkan jauh hari,dengan berbelanja ke muara angke menjadi menumpuk, jika di simpan hingga beberapa hari lagi di khawatirkan menjadi busuk,di jualpun tidak laku karna sedianya sayuran dan buah memang di siapkan untuk untuk kebutuhan para wisatawan.
Ya...dari pada busuk,di jual gak laku di kasih tetangga saja ya...

Sabtu, 12 Maret 2011

LIBUR SABTU KETEMU MINGGU "WEEKEND"

Hari raya nyepi yang di laksanakan umat Hindu Bali,telah menjadi Berkah tersendiri bagi masyarakat Pulau Tidung,yang di huni oleh 6400 jiwa dengan luas 106hektar dan di kelilingi oleh laut.
Dengan di tutupnya jalur transportasi menuju Bali,warga sekitar Jabodetabek menjadikan Pulau Tidung sebagai salah satu alternatip untuk tujuan wisata.Tidak kurang dari 3000 wisatawan telah membanjiri Pulau Tidung.
Untuk melayani para wisatawan,Pemerintah Pulau Tidung telah bekerja sama dengan dinas perhubungan Muara angke,dengan menyiapkan 17 buah kapal motor untuk transportasi. Sedangkan di hari biasa cuma tersedia satu hingga dua buah kapal motor. Transportasi yang telah di persiapkanpun masih tidak mencukupi,ada sebagian penumpang yang tidak kebagian tumpangan dan terpaksa membatalkan rencana perjalanannya. Pasilitas penginapan yang ada di pulau Tidungpun tidak mencukupi dan para wisatawan harus rela menginap di rumah-rumah penduduk. Kebayang bukan...betapa macetnya Pulau Tidung dengan luas cuma 106hektar,di huni oleh 6400 jiwa dan di kelilingi oleh laut. Eit'...nanti dulu,di Pulau Tidung tidak ada mobil,cuma ada sepeda motor,becak/andong dan sepeda sebagai alat transportasi masyarakat Tidung untuk jalan-jalan. Bagi wisatawan yang ingin bersepeda-ria untuk berkeliling Pulau,tersedia penyewaan sepeda dan ada juga perahu motor bagi mereka yang ingin bersnorking ke antar pulau.

Kamis, 10 Maret 2011

PULAU TIDUNG SUSAH IKAN

Pulau Tidung dengan luas-106 hektar berpenduduk-6400 jiwa,dikelilingi oleh laut. Adalah sangat mengherankan yang pada kenyataannya di pulau tidung susah ikan. Banyaknya para nelayan dari pesisir pulau Jawa dan khususnya dari Jakarta daratan adalah salah satu penyebab sulitnya masyarakat pulau Tidung untuk mengkonsumsi ikan. Mengingat para nelayan pulau Tidung untuk mencari ikan tangkapannya hanya menggunakan alat pancing. Sementara nelayan luar pulau Tidung dengan menggunakan jaring sebagai alat tangkapnya. Di musim baratan oang terjadi pada bulan juli hingga desember,ikan musiman seperti Tongkol,kembung,layang,tengkek dan ikan comok' masih mudah di dapatkan dan harganyapun relatip terjangkau. Untuk mengatasi sulitnya tangkapan ikan,para nelayan telah mengupayakan dengan pembuatan Rumpon/tendak. Pembuatan Rumpon dapat menggunakan rumput ilalang yang di ikatkan pada utasan tali. Pada tiap-tiap utasan tali yang panjangnya tergantung kepada kedalaman air,di ikatkan rumput-rumput ilalang pada jarak satu meternya Setelah di ikatkan rumput pada tiap satu meternya,tali yang panjangnya tergantung kepada kedalaman airnya,pada salah satu ujung talinya diberi jangkar/pemberat,agar ujung salah satunya berada di dasar laut,sedangkan ujung satunya di beri pelampung agar membentang dari dasar laut hingga permukaannya. Setelah selesai pembuatan Rumpon,para nelayan masih harus menunggu hingga beberapa bulan untuk memastikan ikan-ikan telah berkumpul. Kemungkinannya rumput-rumput itu akan menarik ikan-ikan kecil untuk bersembunyi atau sekedar untuk bermain yang selanjutnya akan menarik ikan-ikan pemangsa yang lebih besar.